Article Detail
Bijak Dalam Menggunakan Handphone
Pendahuluan
Teknologi di bidang komunikasi saat ini berkembang dengan begitu pesatnya. Dunia industri ponsel pun menjadi kian marak berlomba-lomba dengan produk telepon pintar yang senantiasa menawarkan spesifikasi tersendiri dengan dilengkapi fitur-fitur baru pada setiap produk terbarunya. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan gadged demi mengakses informasi dan juga aplikasi secara cepat dan akurat, dari sebatas untuk keperluan hiburan sampai ke keperluan bisnis dan juga tuntutan profesi, telah menjadi alasan tersendiri bagi sebagian masyarakat untuk selalu berburu gadged-gadged terbaru tersebut. Didukung dengan sifat konsumerisme yang tinggi, kebutuhan gadged di era modern ini pun telah menjadi kebutuhan utama dan menjadi bagian penting yang tak dapat terpisahkan dari diri setiap orang barang sebentar saja. Setiap saat dan dalam situasi apapun, handphone harus selalu ada dalam genggaman. Barangkali tepat untuk diumpamakan tanpa handphone hidup ibarat sayur tanpa garam, hambar dan tak berasa apa-apa. Handphone seolah telah menjadi zat adiktif yang benar-benar membuat kecanduan.
Realita bicara
Seiring dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan pada pemakaian handphone, tanpa disadari handphone telah memberikan pengaruh negatif yang luar biasa pada sikap dan perilaku para pemakainya. Sebab terlalu suntuk dan fokus dengan handphone masing-masing, mereka menjadi tidak peduli dengan yang ada di sekitarnya. Orang-orang berkembang menjadi pribadi-pribadi yang egois dan individualis, yang cenderung mengejar kesenangan diri sendiri danacuh tak acuh terhadaporang-orang di sekitar. Terhadap kejadian-kejadian di sekitar pun mereka cenderung untuk menutup mata demi bisa berakrab ria dengan handphone masing-masing.
Di sekolah, jika jam istirahat tiba, sering terlihat banyak siswa sedang duduk-duduk di selasar depan kelas, atau di taman sekolah. Meskipun mereka tampak berkumpul tetapi jarang sekali terjadi dialog ataupun tegur sapa di antara mereka. Mereka begitu asyik dengan diri sendiri, tak peduli satu dengan yang lainnya. Di tangan mereka ada gadged, dan jari-jemari mereka begitu trampil menari di atas key pad masing-masing. Ada yang bermain game online, ada juga yang asyik berchatting ria dengan teman chattnya. Sesekali terlihat senyum dan bahkan tertawa lebar di wajah-wajah mereka. Tetapi mereka tidak tersenyum atau tertawa kepada teman di sekitar melainkan kepada teman yang jauh, yang melalui chattnya mungkin terlibat pembicaraan seru ataupun lucu.
Pemandangan serupa sering terlihat juga dalam angkutan umum yang sarat penumpang. Di kursi duduk masing-masing, penumang begitu asyik dengan handphone. Kondisi penumpang yang notabene tidak saling kenal membuat mereka lebih memilih menghabiskan waktu dengan handphone daripada mencoba bertegur sapa apa lagi berkenalan. Keheningan pun tercipta di dalam angkutan umum yang sarat dengan penumpang tersebut. Ironisnya, banyak di antara mereka menjadi tak peduli dan tak bergeming sedikitpun untuk merelakan tempat duduknya kepada seorang ibu muda yang sedang hamil tua yang terpaksa harus berdiri karena tidak kedapatan tempat duduk. Kenyataannnya penumpang-penumpang itu memilih tutup mata dan tetap bertahan dengan duduknya demi kenyamanannya berhandphone ria tidak terusik.
Di dalam kantor manakala tiba saatnya beristirahat, tak jarang terlihat beberapa orang meski duduk bersebelahan sekalipun tak sempat juga untuk betegur sapa. Sesampai di tempat duduk masing-masing, lantas bergegas membuka handphone untuk melihat ada tidaknya pesan baru via chat, atau malah langsung memasang headsheet di telinga demi menutup diri dari hiruk pikuk sekitar, lalu sibuk berbincang dengan yang jauh di sana.
Bahkan di ruang makan keluarga, sambil menunggu hidangan makan malam tersaji banyak dari anggota keluarga bukannya memanfaatkan waktu untuk saling berbincang, tetapi malah masing-masing menghabiskan waktu dengan handphone. Kesempatan yang seharusnya digunakan untuk membangun kebersamaan dan menjalin komunikasi bersama anggota keluarga di depan meja makan pun hilang dengan handphone masing-masing.
Beberapa kondisi di atas hanyalah gambaran sederhana seberapa dashyatnya pengaruh handphone terhadap pola perilaku pemakainya. Handphone memang benar-benar terbukti mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Lebih-lebih ketika pemakainya tidak mampu bertindak bijak dalam menggunakan gadged tersebut. Alih-alih alat canggih itu membantu memperbaiki taraf hidup, tetapi justru akan membelenggu diri pemakainya. Akibat tidak dapat dengan bijak menggunakan handphone, pemakai akan cenderung beperilaku sebagai pribadi yang cuek, acuh dan tidak peduli dengan sesama serta lingkungan sekitarnya karena hampir sebagian besar waktu yang ada akan dihabiskan bersama dengan gadged kesaangannya tersebut. Sungguh sesuatu yang memprihatinkan sekali bukan?
Bersikap bijak
Melihat betapa besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh akibat ketergantungan terhadap handphone tersebut, maka sekiranya perlu untuk menerapkan sikap bijak dalam pemanfaatan handphone. Berperilakulah sebagaimana mestinya terhadap handphone agar tidak terjebak dalam perilaku yang cenderung bersifat negatif seperti misalnya; menyebarluaskan gambar/video porno, mengakses situs-situs yang dilarang, melakukan tindak kejahatan dan penipuan, serta melakukan bisnis terlarang. Perlakukan handphone sebagaimana mestinya sebagai alat komunikasi dan penggali informasi yang tidak setiap saat dan di semua tempat harus selalu berada dalam genggam tangan. Pertemuan resmi, peribadatan, berbincang dengan teman,bercengkerama dengan anggota keluarga, dan saat belajar, adalah sedikit moment di mana akan lebih baik jika handpone untuk sementara waktu diabaikan. Berikan totalitas penuh terhadap hal-hal yang ada di sekitar dan bangun serta jalin komunikasi yang hidup dengan orang di sekitar dan bukan malah menduakannya dengan handphone. Ada saat di mana pegang handpphone dan ada pula saat di mana handphone harus diletakkan.
Secercah harapan
Terkait dengan bersikap bijak dalam pemanfaatan handphone, sekolah sebgai institusi pendidikan formal mempunyai peran besar dalam rangka menamkan sikap dan berperilku bijak tersebut. Tentu masyarakat pemakai yang dimaksud adalah kalangan siswa atau pelajar sekolah itu sendiri. Melalui pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti sekolah dapat memberikan pemahama kepada peserta didik bahwa manusia merupakan makluk sosial yang hidup bersama dengan orang lain, harus senantiasa berinteraksi dengan orang lain terutama orang-orang di sekitar. Dipahamkan juga bahwa kemajuan teknologi itu semestinya digunakan sebesar-besarnya demi kemajuan dan perbaikan taraf hidup manusia dan bukannya malah menjadi tuan bagi manusia sehingga akan membelenggu manusia itu sendiri.
Demi menghindarkan dan membatasi diri peserta didik dari ketergantungan akan handpohe, sekolah dapat menempuh beberapa cara di antaranya; melarang anak membawa handphone selama kegiatan belajar berlangsung, selama kegiatan belajar berlangsung handphone dikumpulkan dan baru diambil setelah selesai jam pelajaran, dan atau malah melarang anak untuk membwa handphone ke sekolah. Melalui upaya ini, setidaknya anak akan mulai terbiasa tidak memegang handphone terutama di saat jam belajar di sekolah. Dengan demikian secara perlahan anak akan terhindar dari sikap ketergantungan akan handphone.–Ndt--
`
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment