Article Detail
8 Jam Belajar Tanpa Handphone
Tingginya tingkat ketergantungan peserta didik terhadap kepemilikan handphone disadari telah memberikan pengaruh negatif bagi sebagian besar peserta didik. Peserta didik menjadi pribadi yang egois dan acuh tak acuh terhadap sekitarnya. Selain berpengaruh terhadap sikap dan perilaku yang demikian, tingkat ketergantungan tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada penurunan aktivitas belajar peserta didik. Perhatian peserta didik menjadi terpecah belah antara belajar dan berhandphone ria. Pada akhirnya peserta didik justru cenderung menghabiskan waktu untuk bermain handphone ketimbang memanfaatkan waktunya untuk belajar. Bila hal demikian terus terjadi, sudah pasti prestasi belajar peserta didik pun lambat laun akan mengalami penurunan.
Menyadari begitu besarnya dampak negatif akan ketergantungan pelajar terhadap handphone, SMP Tarakanita 2 Jakarta terhitung awal tahun ajaran 2016-2017 ini telah menerapkan kebijakan memberlakukan larangan bagi setiap peserta didik untuk menggunakan handphone selama kegiatan belajar mengajar. Setiap hari sebelum pelajaran jam pertama dimulai, melalui petugas piket kelas, setiap peserta didik mengumpulkan handphone masing-masing untuk kemudian disimpan di locker yang telah disediakan oleh sekolah. Selama kegiatan belajar mengajar handphone tersebut tidak boleh diambil, dan baru dapat diambil di siang hari setelah seluruh kegiatan belajar mengajar selesai.
Pada awal pemberlakuan ketentuan ini, banyak peserta didik yang terlihat keberatan untuk mengumpulkan handphone. Bahkan ada beberapa peserta didik yang sengaja tidak mengumpulkannya dan untuk kemudian dengan sembunyi-sembunyi menggunakannya di saat istirahat. Ada saja alasan yang dilontarkan ketika mereka kedapatan tidak mengumpulkan handphone tersebut. Terhadap peserta didik tersebut kemudian sekolah memberikan peringatan lisan demi tidak mengulangi perbuatannya lagi.
-
there are no comments yet