Article Detail

Gerakan 4S SMP Tarakanita 2 Jakarta

Tergerak untuk membangun habit yang baik antar anggota komunitas sekolah, yakni terbangunnya perilaku yang baik di antara sesama anggota komunitas yang ditandai dengan adanya sikap yang menunjukkan sebuah perhatian dan kepedulian terhadap sesama terutama dalam hal berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya, terhitung awal tahun ajaran baru 2017-2018 ini SMP Tarakanita 2 Jakarta mencanangkan gerakan 4S bagi seluruh anggota komunitas sekolah.

Gerakan 4S yang dimaksud adalah sebuah proses tindakan yang mengacu pada 4 dasar sikap berperilaku baik yang meliputi; senyum, salam, sapa, dan santun. Gerakan 4S ini pada prinsipnya merupakan pengembangan dari Gerakan 3S yang mencakup perilaku senyum, sapa, dan salam. Di mana Gerakan 3S ini telah beberapa tahun ajaran coba dihidupi di lingkungan sekolah.

Mula pertama Gerakan 4S bergulir pada saat rapat awal tahun ajaran baru 2017-2018. Atas inisiatif Ibu Wien selaku Kepala Sekolah baru yang menyebut bahwa Gerakan 3S yang selama ini telah dihidupi di SMP Tarakanita 2 Jakarta itu baik adanya. Namun, menurut Ibu Wien, alangkah akan menjadi lebih baik jika menambahkan satu komponen “santun” dalam gerakan tersebut sehingga bukan lagi Gerakan 3S namun menjadi Gerakan 4S. Tampilan beberapa siswa yang mengenakan seragam tidak sebagai mana mestinya dan juga tampilan beberapa siswa putri terutama mereka yang berambut panjang yang dibiarkan tergurai begitu saja tanpa ikat rambut, nampaknya menarik perhatian Ibu Wien dan diaggapnya sebagai perilaku siswa yang kurang berkenan. Atas hal inilah, Ibu Wien berpandangan akan perlunya mengembangkan budaya berperilaku santun di kalangan komunitas sekolah, salah satunya adalah dalam hal berpenampilan rapi.

Selanjutnya, untuk mewujudkan budaya santun tersebut, Ibu Wien berharap peran serta aktif Bapak dan Ibu Guru serta seluruh komponen sekolah dalam mensukseskan gerakan 4S tersebut. Salah satu peran nyata yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan tugas piket 4S sesuai dengan jadual masing-masing. Melalui piket tersebut diharapkan Bapak dan Ibu Guru dengan tak bosan-bosannya mengingatkan siswa yang terlihat berpakaian tidak rapi maupun siswa putri yang membiarkan rambutnya terurai tanpa diikat. “Niscahnya jika kita selalu mengingatkan anak-anak untuk berpenampilan rapi, saya yakin dua tiga minggu ke depan anak-anak akan terbiasa untuk berpenampilan sopan” tegas Ibu Wien. –Ndt--

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment