Article Detail

Kisah Hidupku

Jika pada sesi sebelumnya sampai di hari kedua retret, siswa telah dajak untuk memahami tentang hakikat alam semesta sebagai anugerah Allah bagi umat manusia, maka mulai di sesi sore hari kedua kegitan retret ini para siswa diajak untuk mendalami tentang diri siswa sebagai sebuah pribadi dengan segal keunikannya yang dikemas dalam sesi kisah hidupku. Untuk memasuki sesi ini suster memutarkan sebuah tayangan video berkenaan dengan penciptaan manusia dimulai dari bertemunya sel sperma dan sel ovum dan perkembangannya di dalam rahim sang ibu hingga dilahirkan dan menghirup segarnya udara kehidupan.

Melalui video tersebut suster mengajak siswa untuk mengingat kembali bagaimana Tuhan mulai mencipatak manusia kecil mulai dari rahim sang ibu. Hendaknya anak-anak mau melihat bagaimana manusia diciptakan begitu indah dan sesuai dengan citra Allah. Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah karena Tuhan menginginkan manusia hidup bahagia.  Namun pada kenyataannya, sejalan dengan perkembangan anak, ada sebagian dari mereka yang mengalami ketidaknyamanan dalam hidup. Mereka merasakan hidup menjadi sangat berat oleh berbagai tuntutan. Akibatnya, anak berkembang dalam suasana yang penuh dengan tekanan sehingga menjadi anak yang agresif dan cenderung melawan.

Untuk memberikan gambaran yang demikian, suster memutarkan sebuah tayangan video yang di dalamnya menggambarkan kehidupan anak yang terbelenggu oleh banyak tuntutan dari orang tua mereka. Melalui film tersebut sesugguhnya ingin disampaikan kepada anak-anak bahwa pada dasarnya setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Hanya saja apa yang diinginkan oleh orang tua kadang kala tidak sesuai dengan potensi yang sesungguhnya ada pada anak tersebut. Jelas ini terjadi karena kurang adanya pemahaman pada individu masing-masing. Baik dalm diri orang tua maupun diri anak kurang terjadi jalinan komunikasi yang baik.

Di akhir sesi ini, suster kemudian meminta kepada setiap siswa untuk merefleksikan kisah tersebut dalam kehidupan masing-masing siswa. Selanjutnya para siswa diminta untuk mengenang kembali kisah perjalanan hidup mereka, terutama untuk kembali mengenang kisah-kisah kepahitan dalam hidup yang pernah mereka alami serta mengingat pih.ak-pihak yang menjadikan situasi seperti demikian itu. Apa yang mereka kenangkan itu nantinya akan dibawa ke dalam alam petobatan demi memulai hari esok dengan penuh semangat baru. –Ndt--
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment