Article Detail

Nikmatnya Makan Bersama Di Alam Terbuka

Sekilas tak ada yang luar biasa pada menu makan yang disantap anak-anak di siang itu. Hanya nasi putih dengan sepotong tempe goreng tepung dan sayur nangka beserta dengan sambal cabai hijau dan kerupuk yang dikemas menjadi nasi bungkus. Namun justru dari nasi bungkus itu sempat terlontar dari beberapa anak di sela-sela mereka bersantap yang menyatakan bahwa makanan itu makanan yang paling enak ia jumpai sampai di hari kedua kegiatan retret ini. Jika demikian, adakah yang istimewa dengan kegiatan santap siang itu?

Berbeda dengan aktivitas makan siswa di hari pertama kemarin dan juga di saat sarapan pagi tadi yang selalu dilakukan di ruang makan rumah retret, maka pada aktivitas makan siang tadi sengaja dikemas dengan bentuk yang berbeda. Kali ini sengaja dilakukan di ruang terbuka dengan maksud untuk memberikan suasana baru. Jadi bukan saja dari menu makanannya yang berbeda pun juga dari suasana dan tempat makan yang berbeda.

Tepatnya di siang tadi aktivitas makan dilakukan di salah satu ruang terbuka di areal rumah retret. Di sebuah ghasebo yang terbangun tepat di antara dua pohon besar dan beberapa pohon mawar hutan serta pepohonan lainnya, anak-anak dalam posisi duduk bersila kemudian mendapatkan masing-masing satu bungkus makanan. Sebelum mereka menyantap makanan, suster pendamping sempat berpesan kepada anak-anak agar seberapa pun makanan yang ada dalam bungkusan tersebut disyukuri dan dinikmati tanpa harus menyisakan apalagi membuang sedikit pun. Jika sekiranya ada yang merasa porsinya berlebihan, diperkenankan untuk anak tersebut membagikan kepada teman yang lainnya. Dan jika sekiranya ada yang masih perlu menambh, pun diperbolehkan menambaah.

Selama aktivitas makan siang berlangsung, terlihat anak-anak begitu lahap menikmati makanan yang ada. Di sela-sela mereka bersantap, terdengar beberapa celoteh anak yang mengatakan bahwa menu makannya sangat enak. Dua buah toples plastik berisi kerupuk pun berputar berantai dan dalam sekejap toples yang semula penuh itu telah menjadi kosong. Dalam suasana penuh kebersamaan dan keceriaan itu, hidangan yang sesungguhnya biasa saja nyatanya telah berubah menjadi sangat istimewa. “Menyenangkan dan cukup mengesan suasananya Pak, saya dibuat menjadi lahap karenanya,” papar seorang anak saat ditanya tentang kesan dan pesannya usai kegiatan makan siang. –Ndt--
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment