Article Detail

Yang Dicintai dan Yang Mencintai

Mengakhiri misa kali ini Pastor Jimmy secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap siswa yang tergabung dalam paduan suara SMP Tarakanita 2 Jakarta. Tak lupa dalam kesempatan itu, pastor meminta umat untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok paduan suara tersebut sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan kelompok paduan suara dalam membawakan lagu-lagu pengiring misa dengan cukup bagus.

Kamis, 15 September 2016 kembali SMP Tarakanita 2 Jakarta melaksanakan misa rutin bulanan bertempat di Gereja Stella Maris Pluit, Jakarta Utara. Misa kudus kali ini merupakan misa biasa yang bertepatan dengan perayaan Bunda Maria yang berduka. Misa kudus kali ini dibawakan oleh Pastor Jimmy dan dimulai pukul 07.45 WIB dengan dimeriahkan oleh kelompok paduan suara SMP Tarakanita 2 Jakarta.

Di dalam khotbahnya, Pastor mengajak merenungkan peristiwa duka yang dialami oleh Bunda Maria di saat-saat harus menghadapi peristiwa pahit, menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Yesus harus menghadapi penderitaan dan wafat di kayu salib demi umat manusia. Secara logika, bisa saja Maria memohon kepada Tuhan agar kenyataan pahit itu tidak ditimpakan kepadanya. Namun atas dasar ketaatan dan imannya yang kuat akan kehendak Allah, maka Maria pun berserah pada kehendak Allah,  “jika memang itu yang seharusnya terjadi, maka terjadilah.”  Dalam kondisi demikian, terlihat ada sikap kemandirian, kepasrahan serta keihklasan dalam diri Maria untuk terus berjuang dan bertahan dalan situasi jatuh bangun dan penderitaan sekalipun sehingga pada akhirnya Maria beroleh mahkota kemuliaan Tuhan.

Dipaparkan juga oleh pastor, bahwa semua manusia pada dasarnya memiliki dua pengalaman. Pengalam dicintai dan pengalaman mencintai. Sebagai seorang siswa, di rumah mereka dicintai oleh orang tua, kakak atau adik. Di sekolah mereka dicintai oleh guru, teman. Dan sebagai anak muda, mungkin juga pernah dicintai oleh teman sebayanya. Demikian juga sebagai siswa, di rumah mungkin pernah juga mengalami mencintai orang tua, mencintai kakak atau adik. Di sekolah pernah juga mengalami mencintai guru sebagai pengganti orang tua mereka. Dan sebagai anak muda mungkin mereka pernah juga mencintai teman sebayanya.  Bila sedang dalam kondisi dicintai atau mencintai, mungkin rasa bahagia dan suka yang dominan ada. Tetapi bila dalam kondisi tidak dicintai dan tidak mencintai maka sakitlah yang mungkin dirasa.

Di akhir khotbahnya, Pastor Jimmy mengajak para siswa untuk berkaca pada sikap dan teladan dari Bunda Maria, yang dengan kemandirian, dan ketangguhannya tetap bertahan dalam jatuh bangunnya keadaan sehingga pada akhirnya beroleh kebahagiaan. “Untuk itu, anak muda, selagi masih punya banyak waktu harus selalu bertekun, gigih dan berdaya juang dalam belajar demi menyiapkan masa depan yang lebih baik. –Ndt--
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment