article
Menikmati waktu kosong di tengah-tengah kesibukan mengajar, menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di kursi piket. Sesekali tangan membuka-buka buku daftar hadir kelas. Merekap nama-nama siswa yang tidak masuk pada hari itu. Tiba-tiba di kejauhan sana. Tidak sengaja mataku menatap dan beradu pandang dengan seorang ibu. Sepertinya ibu dari salah satu murid di sekolah ini. Dari raut wajahnya, tampak jelas kegelisahan ada padanya. Gurat-gurat kuat di wajahnya melukiskan kekecewaan yang bercampurkan kemarahan yang terpendam.
Hari Senin tanggal 15 Agustus 2016, seperti biasa siswa-siswi SMP Tarakanita 2 Jakarta mengenakan seragam OSIS. Namun, di antara siswa-siswi tersebut terdapat 16 siswa yang mengenakan seragam pramuka. Hari itu saya termasuk satu dari keenambelas siswa yang mengenakan seragam pramuka itu. Kami dipilih oleh sekolah untuk mewakili teman-teman kami penggalang Gudep 0.515 - 0.516 SMP Tarakanita 2 Jakarta untuk mengikuti upacara perigatan Hari Pramuka yang ke-55 di kantor Kecamatan Penjaringan.
Memasuki gerbang sekolah pagi ini. Sejauh mata memandang. Dari depan pintu gerbang hingga penghujung gang. Membentang bidang-bidang panjang.Teruntai dari ribuan sulaman benang. Perpaduan warna merah-putih saling berselang. Maka jadilah rangkaian bendera memanjang. Sejenak terhenyak. Untuk apa gerangan?